Friday, November 14, 2008

Lik Paijo

+++

Namanya Lik Paijo...
Konon, dulu preman kondang di kampung Kembaran (tempat kami tinggal sejak beberapa tahun hingga kami pindah sekitar 2 bulan lalu) dan pernah dipenjara karena kasus yang entah apa kami tidak tahu. Sekarang dia sudah insyaf (mungkin), karena sudah tidak lagi terdengar pembicaraan bapak-bapak ronda terkait 'kenakalannya' atau kasak-kusuk para pemuda kampung yang merasakan 'kekerasannya'. Yang tertinggal hanyalah Lik Paijo yang cara ngomongnya terdengar kasar meskipun sama Pak ErTe, apalagi bagi orang yang baru mengenalnya, atau cerita tentang Lik Paijo yang sedang mbangun rumahnya Pak Anu, atau Lik Paijo sedang bikin sumur di tempatnya Bu Anu.

Orangnya baik hati, meski tampilannya 'sangar', suka membantu, terutama suka ngebrel-ngebrel (di tokonya Mas Tono, angkringan depan Pak Yadi, atau di gang RT tergantung siapa yang ditemuinya) dengan intonasi yang lumayan kenceng... cara berpikirnya sederhana dan apa adanya.Dari ceritanya kami memperkirakan umurnya sekitar 49 tahun dengan perhitungan lulus SD nya tahun 73. Rumahnya sederhana di seberang kali Konteng (kali kecil sebelah
selatan rumah tinggal kami yang lama), di tengah hutan kecil dibawah bukit pekuburan cina.

Istrinya biasa kami panggil Mbak Mah (entah sudah berapa tahun usia pernikahan mereka tapi sampai sekarang mereka belum memiliki anak) sering membantu beberapa keluarga kampung kami untuk mengurus hal-hal rumah tangga (mencuci, menyetrika, mengasuh anak dan sejenisnya).

Lik Paijo memelihara kambing (beberapa diantaranya kambing titipan), kucing, ayam dan beberapa ekor anjing tekel yang karena kawin sembarangan hingga keturunannya jadi campur baur menjadi semi tekel, tekel banget, tekel kampung dan jenis-jenis lain yang aneh tergantung musim ini si anjing kawin dengan anjing jenis apa. Jika beranak, kebanyakan diminta orang-orang kampung atau kenalan Lik Paijo. Beberapa diantaranya dibeli untuk dipelihara, yang lain diberikan cuma-cuma untuk siapa saja yang suka.

Sekarang, hanya tersisa 3 ekor anjing dari 3 tingkatan keturunan, yang pertama tekel (Betina Paling Tua), yang kedua keturunannya (betina silsilah ke dua), jenisnya lebih ke anjing kampung biasa, dan yang terakhir semi tekel (silsilah terakhir, jantan). Uniknya... entah kenapa oleh Mbak Mah, semua anjingnya dipanggil "Tung" kependekan dari "Kentung".

Menurut kami Lik Paijo adalah orang yang unik dan jarang marah. Tidak begitu pintar tapi tahu banyak hal. Sejarah kampung, sejarah orang-orang kampung, nasib Si Anu, kelakuan Si Anu, kejelekan Si Anu, harga tanah di sekitar kampung, riwayat preman kampung sebelah dan banyak hal lain tentang kampung kami.

Meskipun sekarang kami telah pindah ke kampung sebelah, kami masih sering mampir ke rumahnya yang di tengah hutan itu sekedar nemenin ngopi sambil ngebrel tentang gosip kampung remeh temeh, melihat anjingnya yang lucu, atau request tenaganya untuk membantu membereskan rumah kontrakan kami yang baru.

+++

No comments: